Konsistansi
"GAME" Edukasi
Kompas,
Sabtu, 27 September 2014
(Oleh Amir
Sodikin & Robert Adhi KSP)
Dunia telah
berubah, sekarang lokasi tak lagi menjadi persoalan. Semua bisa berkarya dari
lokasi masing-masing,” kata Andi Taru Nugroho Wismoyo (27), pendiri Educa
Studio yang merilis game-game Marbel (Mari Belajar Sambil Bermain), Riri
(Cerita Anak Interaktif), dan Kabi ( Kisah Teladan Nabi ).
Di antara
kita pasti ada yang pernah mengunduh dan memasang apilaksi “game” edukasi dari
Marbel, entah bagi pengguna android,ios, ataupun Windows Phone. Tak disangka
pembuat “game-game” Marbel serta “game” Riri dan Kabi ternyata dari Salatiga,
Jawa Tengah.
Sejak tahun
2008, dia kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga sambil membuat
game. Waktu itu, game dibuat dengan
progam java. Ia memulai melaluinya dengan membuat tujuh game edukasi
berbsisi laptop/PC (komputer). Jalan menuju sukses terbuka ketika Google
merilis system operasi untuk ponsel pintar berbasis android “tahun 2012”.
Admod adalah
iklan kecil yang muncul ketika kita membuka sebuah aplikasi. Ketika pengguna
mengklik iklan itu, sekian sen dolar AS akan masuk ke kantong pembuat aplikasi.
Pembuat aplikasi tetap mendapat pemasukan dari Admod walupun pengguna tak
mengklik, namun nilainya sangat kecil. Andi tak menyangka, tiga bulan setelah
game di android itu dirilis, ada pemasukan lumayan dari Admod “ saya lebih
senang lagi karena respon masyarakat luar biasa.
“ Membuat
game itu harus senang bareng-bareng” kata Andi. Jika ada salah satu orang yang
tidak merasa senang, hasil nya bisa berbeda. Pembuat game harus ikut merasakan
kesenangan dalam bermain game. Selain menyenangkan, sisi edukasi juga tetap
harus menjadi tujuan utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar