Kamis, 15 Januari 2015

Hidup Seribu Tahun dengan Sejarah
Kompas, Sabtu, 29November 2014

Oleh Ester Lince Napitupulu

Mengoleksi beragam benda bernilai sejarah tinggi bisa menjadikan seseorang bisa dikenang seribu tahun. Tak hanya dikenang oleh keturunannya saja, tapi juga oleh seluruh bangsa Indonesia. Hal ini dilakukan oleh Binton Nadapdap. Dia berharap beragam koleksinya nantinya akan menghiasi bagian museum. Beragam benda bersejarah yang dikumpulkannya adalah prangko edisi khusus, uang kuno, foto dan klise, lukisan, manuskrip, komik dan buku.

Pegawai BRI cabang Cikampek Jawa Barat ini mengaku tidak mudah dalam mengumpulkan sekaligus merawat berbagai benda koleksinya. Biaya untuk memperoleh dan perawatannya juga terbilang tidak murah. Baginya benda bersejarah itu bisa berkembang sebagai karya baru, karena berbagai inspirasi bisa hadir dari benda yang bisa menjadi tambang ilmu.

Aktifitas dalam memburu berbagai benda bernilai sejarah ini menjadikan dirinya mengenal berbagai kalangan. Bahkan dari kegemarannya ini, dia menjadi orang penting yang dicari sesama kolektor. Dia juga banyak dicari oleh ornag yang ingin menawarkan benda bersejarah dan orang yang memerlukan koleksinya untuk kepentingan bahan tulisa, penelitian dan tugas belajar.

Karena memiliki salah satu foto klise Taufik Kiemas, Binton dapat berkenalan langsung dengannya. Klise tersebut adalah foto saat acara pernikahan Megawati Soekarnoputri dengan Taufik Kiemas. Dia juga mengoleksi sejumlah foto lama  yang menampilkan demonstrasi mahasiswa untuk menentang praktek korupsi. Dari foto ini terlihat kalau permasalahan korupsi sudah berlangsung sejak lama.

Kolektor ini tidak merasa keberatan untuk menyumbangkan koleksinya ke negara atau lembaga tertentu. Seperti saat dia menyerahkan klise pada ANRI atau Arsip Nasional Republik Indonesia. Foto negatif ini berupa demonstrasi KAPI/KAPPI di gedung DPR-GR pda 21 Oktober 1967 mengenai pembelian mobil Holden, konferensi pers departemen luar negeri Cina pada 2 Oktober 1967, foto Sarinah di tahun 1967, Monas dan HOTEL INDONESIA.

Untuk melengkapi koleksi lukisan di Museum Basoeki Abdullah, Biston juga memberikan salah satu karya pelukis hebat yang dimilikinya.  Di lukisan itu tertera tanda tangan Basoeki Abdulah atau Frans Xav Basoeki. Biston memiliki impian untuk membuat buku sejarah dari kumpulan klise dan foto yang dimilikinya. Buku tokoh ini akan menceritakan kehidupan sosok ternama, seperti Soekarno, Soeharto dan sebagainya. Karyanya dijamin otentik, karena belum tentu ada yang memiliki foto tersebut.

Untuk menyimpan fisik klise dan foto memang menghabiskan banyak tempat. Saat ini untuk menyimpan koleksinya dengan aman, dia menempatkannya di tiga tempat sekaligus, yakni di rumah tinggalnya di Cinere, Lenteng Agung dan Bintaro. Merawat berbagai koleksinya ini tidak mudah, agar tidak cepat membuatnya rusak. Agar klise dan foto itu bisa tersimpan lebih aman, tidak memakan banyak tempat dan lebih awet sepanjang masa, maka dirinya melakukan digitalisasi untuk koleksi benda tersebut.

Dalam proses digitalisasi ini, dia harus terjun langsung karena tidak ingin ada orang lain yang jahil mencuri atau menduplikasi koleksinya untuk dimanfaatkan yang tidak semestinya. Untunglah kegemarannya ini mendapatkan dukungan dari istri dan ketiga anaknya. Sehingga bisa membantu proses pengumpulan dan perawatan koleksi tersebut. Termasuk dalam proses digitalisasi berbagai koleksi bersejarahnya. Bahkan sambil berlibur bersama keluarga disempatkan sekaligus untuk berburu koleksi bersejarah.

Awal kegemarannya mengoleksi benda bersejarah adalah saat dirinya mendapatkan lukisan sebuah kapal Tampomas yang telah karam dari nasabah BRI di tahun 1991.  Karena dirasa unik, dia tertarik untuk menelusuri peristiwa itu melalui berbagai buku dan referensi.  Di Pasar Senen dia berburu buku dan komik lama, di dalam buku itu tersemat berbagai foto sejarah. Dari sini kegemarannya berburu foto sejarah tumbuh. Dia bermimpi ingin membuat pameran tunggal yang dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo. Pria berusia 44 tahun ini juga bermimpi suatu saat memiliki museum sejarah yang mencantumkan namanya ‘Museum Binton Nadapdap’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar