Menjaring Pelari Ultra Indonesia
Indonesia kini menjadi
ladang perburuan pelari-pelari lintas alam (trail) dunia. Mereka berdatangan
untuk menjajaki alam Indonesia yang indah dan menantang. Para pelari trail dan
ultra-trail itu berkompetisi untuk medapatkan poin demi poin yang mereka kumpulkan,
yang akan menjadi tiiket mereka ke event bergengsi Ultra-Trail du Mont-Blanc
Swiss.
Oleh Agus Hermawan
https://akiniaki.files.wordpress.com/2013/09/hwtnfutmb.jpg
Hendra Wijaya
- Lahir: Lampung 26 November 1996
- Pendidikan: S-1 Institut Pertanian Bogor
- Pekerjaan:
-Direktur
(pemilik) PT Rajawali Mulia Perkasa (industry garmen)
-Hobi:
petualang, lari trail,bersepeda,renang, basket
· Organisasi
-Ketua Harian Persatuan Bola Basket Indonesia Kota Bogor
(2006-2008)
-Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Kota Bogor
(2010-2014)
- Co-Founder Trail Runners Indonesia
· Pengalaman Lomba: Telah mengikuti 20 event
internasional, antara lain
-The North Face Ultra Trail Run (100km), Singapura, 15 Oktober
2011
-Vibram Hongkong Ultra Trail Run (100km), 18 Februari 2012
-Mentaman, sepeda (3.8 km)- renang (180km)- lari (42km), Bintan,
15 September 2012
-GNW Ultra Trail Run 174 km,
Australia, 10-11 November 2012
-King of the Mountain (160km),
Filipina, 22-23 Februari 2012
-Trans Singapore Run 230 km,
Singapura, 7-9 Juni 2013
-Bromo Tengger Semeru100 Ultra 170 km, Indonesia, 22-24 November
-Coast to Kosci Ultra Marathon
240 km, Australia, 6 Desember 2013
-Carstensz Pyramid Summit (4.884 m), Papua, April 2014
-Red fox Elburs Race to Summit (5.642 m), Rusia, 7-11 Mei 2014
-Kilimanjaro Summit (5.895 mdpl) di Tanzania, Afrika, 10 Juni 2014
· Race Organize (pendiri), anatara lain:
-Mount Rinjani Ultra 52 km (MRU)
-Bromo Tengger Semeru 100 Ultra (BTS100)
-MesaStila Challenge Ultra (MCU) 60 km
-Gede Pangrango 100 km (GP100)
"Saya optimis, masa
depan lari trail maupun ultra-trail adalah di Indonesia. Kita mempunyai
segalanya, alam yang luar bisa menyediakan trek-trek terbaik untuk kegiatan
tersebut," ujar Hendra Wijaya, pelari ultra-trail Indonesia.
Direktur dan pemilik sebuah
perusahaan garmen itulah yang kini giat menjadi penyelenggara lari trail.
Dia bersama Aki Niaki, rekan pelarinya dari bandung, pertama kali
memperkenalkan lari gunung Nusantara sejak tahun 2011.
Hendra menjadi bahan
diskusi yang menakjubkan karena kiprahnya melakukan hal-hal yang tidak semua
orang biasa bisa melakukannya. Dia telah menamatkan sejumlah lomba ultra-trail terkenal
di dunia.
Sejak tahun 2011, Hendra
telah mengikuti 20 lomba ultra-trail dunia, termasuk
Ultra-Trail Mount Fuji (168 kilometer) di Jepang, Ultra-Trail du Mont Blanc
(168 kilometer) di Perancis, hingga lari lintas gurun pasir di Trans-Omania 300
kilometer, Hyperman (berenang 10 kilometer, bersepeda 300 kilo meter, dan berlari
100 kilometer) di Hongkong, terakhir mengikuti Tor Des Geants Endurance Trail
Run di Italia sejauh 332 kilometer.
Hendra adalah
"Hyperman" pertama Indonesia yang telah menyelesaikan kerasnya lomba
3,5 kali lebih dari kategori Ironman ataupun Metaman.
Akhir pecan lalu, 12-14
Desember 2014, Hendra sukses menyelenggarakan lomba lari ultra-trail tingkat internasional Gede Pangrango 100k Ultra Trail
Run (GP100) elevation gain 10.000
meter. GP100 memperlombakan tiga kategori 100 kilometer dengan batas waktu
maksimal (cut off time/COT) 40 jam,
50 kilometer (COT 20 jam), dan 25 kilometer (COT 9 jam).
UTMB adalah salah satu
lomba trail marathon yang berlangsung satu tahun sekali di kawasan Alpen, melintasi
Perancis, Italia dan Swiss Jarak yang ditempuh pada 2015 sekitar 170 kilometer,
dengan total elevation gain sekitar
10.000 meter. Lomba UTMB dikenal sebagai salah satu lomba tersulit di Eropa dan
salah satu lomba yang terbesar dengan peserta lebih dari 2.000 pelari.
Untuk Indonesia
Perkenalan Hendra dengan
olahraga lari trail bias dibilang
seperti “sudah jalannya”. Penggemar berat basket itu cedera serius karena
terjatuh dari sepeda gunung. “Setelah sembuh, saya tetap ingin menikmati alam. Untuk
itu, lintasan yang biasa dipakai sepeda gunung saya jelajahi dengan lari,”
kenangnya. Saat itu sejumlah orang mulai berkompetisi lari secara virtual
melalui sebuah aplikasi lari Nike+. Namun, Hendra mencari tantangan lain dan
dia menemukan hal tersebut di lari trail.
Kini Hendra hampir tak pernah absen mengikuti berbagai event ultra-trail internasional.
Untuk menjaga stamina dan kebugaran fisik, Hendra biasa
berlatih di Kebun Raya Bogor dan mengelilingi kawasan seluas 87 hektar itu. Sesekali
diselingi bersepeda dari rumahnya ke Cibodas dan melanjutkan dengan lari ke
Gunung Gede. Pemerintah daerah mulai menjadikan lomba trail menjadi agenda tahunan mereka. Pelari trail Indonesia pun mulai bermunculan, menampakkan prestasi.
“Biarlah saya yang bersusah payah dengan biaya besar
menjelajah dunia untuk mencari point UTMB di masa lau. Saya tidak bias menyumbang
uang bermiliar-milliar rupiah untuk Indonesia menjadi bangsa yang kuat, sabar,
dan smart,” ujar Hendra.
Sumber: Harian Kompas,
Sabtu, 20 Desember 2014